Pinogaluman – “Terurai air mata bahagia dan haru kala menyaksikan masyarakat yang kurang mampu menerima Buku Nikah gratis dan Kartu Keluarga serta putusan sidang yang langsung diperterimakan secara simbolis oleh para pemangku kepentingan”, urai Penyuluh Agama Islam Kecamatan Pinogaluman, Maryam Buhang, Rabu (29/11/23) usai pelaksanaan sidang itsbat nikah di desa Duini Kecamatan Pinogaluman.

Maryam mengungkapkan betapa haru dirinya menyaksikan pasangan suami istri kurang mampu, dikabulkan permohonan sidang itsbat mereka untuk mensahkan pernikahannya dimata Undang-undang. Sebab terang Maryam, beberapa pasangan suami istri di Kecamatan Pinogaluman bertahun-tahun hidup bersama tanpa adanya pengakuan dari negara atas pernikahan yang mereka jalani.

“itu semua sebab keterbatasan yang dihadapi pasangan ini disaat melangsungkan pernikahan, termasuk keterbatasan fasilitas dan pelayanan kala itu”, ungkapnya pada tim humas, Rabu (29/11/23).

Salah satu aktivis perempuan di Pinogaluman ini menguraikan cerita perjuangannya, dalam membantu pasangan ini masuk dalam daftar permohonan perkara sidang untuk melegalkan status pernikahannya.

“kegiatan ini adalah sebuah perjuangan yang sangat melelahkan namun dinikmati, karena ini adalah perkerjaan mulia yang imbalannya akan diterima di yaumil akhir”, katanya penuh semangat.

Kenapa memerlukan tenaga dan semangat yang super ? Lanjutnya menjelaskan, bahwa proses ini dimulai dari koordinasi dengan Kepala KUA untuk menurunkan surat yang ditujukan ke Pemerintah Desa se-Pinogaluman. Tujuannya untuk meminta daftar masyarakat yang kurang mampu dan belum memiliki buku nikah.

Setelah itu terpenuhi kata Maryam,  penyuluh turun gunung mencari lokasi rumah sesuai daftar nama yang telampir dalam surat balasan pemerintah desa, mengumpulkan data berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP) suami istri,  kemudian menyerahkan semua data ke Pengadilan Agama Boroko setelah semuanya terkumpul.

Tahapan belum berakhir, koordinasi pun dilanjutkan bersama pihak pelaksana sidang untuk menentukan waktu dan lokasi dilakukannya verifikasi data masyarakat yang layak ikut sidang itsbat, hingga penetuan hari digelarnya sidang perkara.

Hingga akhirnya hasil verifikasi keluar, hal yang paling menguras tenaga, fikiran, dan hati beber Penyuluh PPPK ini adalah menghubungi dan mencari keberadaan mereka yang dinyatakan lolos, namun sukar untuk ditemui.

“kami bahkan sampai menemui mereka ditempat kerja (kebun) namun nyatanya nihil, mereka sulit ditemukan ditambah lagi susah dihubungi melalui telfon”, bebernya.

Bahkan parahnya lagi sambungnya, yakni ketidakhadiran beberapa peserta sidang disaat hari digelarnya sidang perkara. Berbagai upaya dilakukan para penyuluh untuk mendatangkan mereka namun tidak membuahkan hasil. 

“Tapi lagi-lagi kami tetap sabar dan semangat karena itu semata hanya kepentingan masyarakat”, ungkapnya.

Maryam mengatakan, berkat kerja keras dan dorongan semangat, motifasi serta saran kepala KUA, dirinya bersama rekan penyuluh berhasil mendata sebanyak 90 Kepala Keluarga tidak memiliki dokumen pernikahan yang sah, namun setelah mengikuti berbagai proses hingga pada akhir pelaksanaan sidang terpadu, yang bisa disidangkan dan bisa diterbitkan buku nikah  hanya berjumlah 18 Kepala Keluarga.

Pada akhirnya, ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh Pemerintah Desa se-Kecamatan Pinogaluman dan seluruh elemen masyarakat, terutama Kepala Desa Duini, Kayuogu, Buko, dan Tuntung Timur yang telah bersedia menyiapkan tempat pelaksanaan, mulai dari verfikasi data, pelaksanaan sidang bayangan sampai pada pelaksanaan dan penyerahan produk sidang pada pemohon.

Hasil produk sidang yang diserahkan dari program kerjasama antara Pengadilan Agama Boroko, Kementerian Agama Bolmut, dan Pemerintah Derah melalui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil ini, berupa putusan sidang yang diserahkan oleh Ketua Pengadilan Agama Boroko Indah Abbas, buku nikah oleh Kemenag Bolmut yang diwakili Kepala Seksi Bimas Islam H. Abdullah Diu, dan Kartu Kelurga diserahkan oleh Pemerintah Daerah yang diwakili oleh staf ahli Santoro. (Val)